
Karakteristik fisik

Sejarah dan budaya

Bila dilihat melalui teleskop, sistem ini sudah terselesaikan, menjadi dua komponen yang α 1 dan α 2. Kedua komponen yang lebih dari 500 unit astronomi selain, dengan perkiraan orbital masa sekitar tahun 3600. α 1 is a relatively massive red bright giant . α 1 adalah relatif besar merah terang raksasa. α 2 sebenarnya adalah sebuah bintang ganda dengan sistem dasar kuning raksasa bintang dan sekunder, kuning-putih dwarf star. (Ini adalah komponen yang kadang-kadang α Herculis A, Ba dan Bb, masing-masing.)
Tajam dengan diameter merah raksasa α 1 telah diukur dengan interferometer sebagai 34 ± 0,8 mili-arcseconds, atau 0,034 arcseconds. [1] Pada jarak sekitar 120 parsecs, ini berkaitan dengan radius sekitar 300 juta kilometer (atau 188 juta mil), [2] atau 400 kali ukuran Minggu. Memiliki total sekitar 14 massa matahari, [3] dan memiliki emitted yang jarang, gas amplop yang meluas sedikitnya 90 unit astronomi. [4]
Tradisional nama "Kepala" berasal dari kenyataan bahwa di jaman dahulu adalah Hercules digambarkan terbalik di konstelasi peta.
Polaris berjarak kira-kira 430 tahun cahaya dari Bumi, dan sebenarnya merupakan sistem multi bintang. α UMi A adalah sebuah bintang raksasa terang atau maharaksasa (kelas spektrum F7II atau F7Ib) bermassa 6 massa matahari[4]. Dua komponen yang lebih kecil adalah: α UMi B, sebuah bintang deret utama (kelas spektrum F3V) bermassa 1,5 massa matahari[4] mengorbit pada jarak 2400 AU, dan α UMi Ab, sebuah bintang katai sangat dekat dengan jari-jari orbit 18,5 AU. Terdapat juga dua komponen jauh UMi C dan UMi D.[5] Pengamatan terkini memperlihatkan bahwa Polaris bisa jadi adalah sebuah gugus bintang terbuka renggang type A dan F.
Polaris B dapat dilihat dengan menggunakan teleskop sederhana dan pertama kali ditemukan oleh William Herschel pada 1780. Pada 1929, pemeriksaan spektrum Polaris A menghasilkan kesimpulan adanya komponen katai sangat dekat (disebut sebagai α UMi P, α UMi a atau α UMi Ab), yang telah diteorikan dari pengamatan terdahulu (Moore, J.H dan Kholodovsky, E. A.).
Pada kondisi yang sesuai, Sirius dapat dilihat dengan mata telanjang saat Matahari masih berada di atas horison. Ketika berada di atas kepala, bintang ini dapat dilihat pada kondisi cuaca sangat bersih, asalkan pengamat berada di tempat yang tinggi, dan posisi Matahari cukup rendah.[3]
Nama Latin untuk bintang ini adalah Canicula ("anjing kecil") dan dalam bahasa Arab: الشعرى, aš-ši‘rā dalam astronomi Islam, dimana nama alternatif Al Shira diturunkan.
Dalam Bahasa Sansekerta, bintang ini dikenal sebagai Mrgavyadha ("pemburu rusa") atau Lubdhaka ("pemburu"). Sebagai Mrgavyadha, Sirius melambangkan Siwa.
Dalam Bahasa Tionghoa bintang ini dikenal sebagai bintang serigala langit (Bahasa Tionghoa dan Jepang: 天狼; Bahasa Korea: 천랑; Romanisasi Tionghoa: Tiānláng; Romanisasi Jepang: Tenrō; Romanisasi Korea: Cheonlang) dalam Rumah Jǐng (井宿) (rasi Tionghoa yang merupakan bagian dari rasi Gemini modern), sementara nama dalam bahasa pasar Jepang untuk bintang ini adalah 青星 (Aoboshi, "bintang biru").
Astronom-astronom di Observatorium Gunung Wilson menemukan pada 1915 bahwa Sirius B adalah sebuah katai putih. Diameter Sirius A pertama kali diukur oleh Robert Hanbury Brown dan Richard Q. Twiss pada 1959 di Jodrell Bank menggunakan interferometer intensitas mereka.[7] Pada 2005, menggunakan Hubble Space Telescope, astronom menemukan bahwa diameter Sirius B hampir sama dengan diameter Bumi, yaitu sekitar 12.000 kilometer, dengan massa 98% Matahari.[8]
Sirius A adalah sebuah bintang deret utama dengan kelas spektrum A0 atau A1 dan memiliki massa sekitar 2,1 Matahari.[11][10] Pasangannya, Sirius B, adalah bintang yang sudah berevolusi dari deret utama menjadi katai putih. Kedua bintang ini mengorbit satu sama lain pada jarak sekitar 20 AU (hampir sama dengan jarak Matahari dan Uranus) dengan periode orbit mendekati 50 tahun. Orbit tersebut dapat membuat Sirius B kadang berada di depan Sirius A sehingga luminositas total keduanya menurun sebentar. Karena alasan ini, sistem Sirius diperhitungkan sebagai bintang ganda gerhana.
Katai putih tipikal memiliki massa 0.5–0.6 massa matahari. Dengan massa hampir sama dengan Matahari, Sirus B adalah salah satu katai putih termasif yang diketahui. Massa tersebut terkandung hanya dalam volume yang sebanding dengan Bumi. Katai putih hanya terbentuk setelah bintang melewati tahap deret utama dan raksasa merah. Dua tahap tersebut telah dilalui Sirius B kurang dari setengah usianya sekarang, sekitar 120 juta tahun yang lalu. Bintang awalnya diperkirakan memiliki massa 5 massa matahari[12] dengan kelas spektrum B7V ketika berada di deret utama.
Ketika berada pada tahap raksasa merah, Sirius B boleh jadi memperkaya metalisitas Sirius A. Inilah yang menjadi sebab kelimpahan logam Sirius A lebih tinggi dari harga normal (metalisitas dikatakan normal jika sama dengan harga yang dimiliki Matahari).[10] Sirius A diperkirakan akan kehabisan bahan bakar hidrogen di intinya dalam satu miliar tahun lagi. Setelah itu ia akan menempuh tahap raksasa merah sebelum akhirnya akan menjadi katai putih juga. [10]
Cara lainnya, jika suatu garis tegak lurus dibuat di antara α Centauri (Toliman) dan β-Centauri, titik di mana garis di atas dengan garis ini berpotongan menandai letak kutub langit selatan.
Objek langit jauh lainnya pada rasi Crux ini adalah Gugus Terbuka NGC 4755, yang lebih dikenal sebagai Kotak Perhiasan atau Gugus Kappa Crucis, yang ditemukan oleh Nicolas Louis de Lacaille pada tahun 1751-1752. Objek ini terletak pada jarak sekitar 7.500 tahun cahaya dan terdiri dari sekitar 100 bintang yang tersebar seluas 20 tahun cahaya.
Penemuan rasi bintang Crux sebagai rasi sendiri dihubungkan dengan astronom Prancis Augustin Royer pada tahun 1679. Sebelumnya, rasi ini memang sudah dikenal dengan bentuk seperti itu.
Lima bintang tercerah dalam rasi Crux (α, β, γ, δ dan ε Crucis) tampak pada bendera Australia, Brazil, Selandia Baru (tanpa epsilon), Papua Nugini dan Samoa, dan negara bagian Australia seperti Victoria, Wilayah Ibukota Australia, Wilayah Utara dan juga bendera Wilayah Magallanes di Chile. Bendera dari zona perdagangan Mercosur menampilkan empat bintang tercerah tanpa epsilon. Crux juga tampak pada lambang negara Brazil. Versi yang telah digayakan juga tampak pada Bendera Eureka.